Menulis Esai

Apa itu Esai?

Esai merupakan salah satu bentuk tulisan yang di dalamnya memuat opini penulisnya. Tulisan ini bergerak di antara obyektifitas dan subyektifitas. Ia tak hanya menyajikan opini tapi juga fakta demi mengokohkan opini. Ukurannya bisa cair, ringan, bebas, pendek, sedang, dan bisa dibaca sekali duduk. Tapi, selalu ada yang tetap dalam gaya penulisan esai: pengantar, tubuh, kesimpulan. Esai membicarakan beragam tema. Mulai dari soal politik, seni, hingga budaya. Ia tak selalu berusaha menjawab masalah, kadang sekadar merangsang pertanyaan lanjutan. Konon penulisan ini mulai dikenal luas setelah Michel Eyquem de Montaigne (1533-1592), penulis masyhur Prancis, menerbitkan Essais pada 1580. Buku ini terbit tiga jilid dan jilid terakhir terbit pada 1588. Di tanah air, bentuk ini dipopulerkan HB Jassin lewat karyanya Kesusastraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Esei (1985).

Model tulisan ini ditemukan berserak di media massa dalam bentuk tulisan-tulisan para pakar, budayawan atau editorial. Salah satu contoh tulisan esai yang masyhur adalah Catatan Pinggir Goenawan Mohamad di majalah Tempo.

Bagaimana Memunculkan Opini yang Menarik?

Secara bebas opini bisa diartikan sebagai pandangan seseorang atau sekelompok orang terhadap satu masalah. Ia bisa juga sebuah praduga atau prasangka. Tapi tak setiap opini menarik untuk diangkat dalam esai. Nah, Anda bisa menguji apakah opini Anda menarik atau tidak dengan beberapa pertanyaan ini.

1.   Apakah opini Anda tak didasarkan pada keyakinan yang mutlak atau pengetahun valid yang diterima banyak orang, tapi pada sesuatu yang “tampaknya” benar dan berbeda? Kecelakan Adam Air di laut Sulawesi yang menewaskan puluhan orang beberapa tahun lalu, tentu bukan opini, melainkan fakta yang diterima sebagai kebenaran umum. Tapi,  kecelakaan itu terjadi lantaran persaingan usaha para maskapai penerbangan murah adalah opini yang menarik dan menggugah. 

2.   Apakah opini Anda memiliki nilai pertentangan dengan pandangan umum? Di tengah opini yang menganggap kecelakaan tersebut sekadar musibah, tentu saja opini bahwa persaingan usaha salah satu penyebabnya adalah opini yang berbeda atau bertentangan dengan pandangan umum.

3.   Apakah opini Anda memiliki argumen-argumen kuat? Jika Anda berhasil menunjukan argumen dan bukti awal betapa persaingan usaha penerbangan murah membuat banyak maskapai harus “irit” di biaya perawatan dan melanggar standar penerbangan yang ditetapkan, opini itu bisa dikatakan memiliki argumen kuat. Untuk meyakinkan, Anda bisa saja membandingkannya dengan layanan dan operasional maskapai luar negeri yang profesional menjalankan bisnis dan memperhatikan keselamatan penumpang. 

4.   Apakah opini Anda dapat meyakinkan orang lain, dan tidak selalu membuktikan kebenaran sesuatu. Dengan argumen dan opini yang unik dan menggugah, jelas opini Anda bisa meyakinkan orang lain.

Jika pertanyaan di atas itu bisa Anda jawab itu berarti Anda boleh lega, Anda telah memiliki opini yang menarik untuk ditulis dalam esai.


Menulis Esai

Sebelum menulis Anda perlu mempersiapkan beberapa hal. Pertama, buatlah topik lalu tulis dalam satu, atau paling banyak dua kalimat. Topik ini adalah gagasan pokok yang akan Anda kembangkan di tubuh tulisan Anda. Kedua, tentukan siapa pembaca esai Anda. Ketiga, pikirkan bagaimana Anda mengembangkan argumen. Apakah dengan membuat perbandingan, mengkritik atau menjelaskan. Keempat, gunakan urutan logika yang benar dan kokoh. Rumuskanlah pikiran-pikiran utama untuk mendukung gagasan pokok Anda. Sangat baik, jika Anda memikirkan evidensi-evidensi atau fakta-fakta penguat.

 

Sekarang, mulailah menulis paragraf pertama. Ini pengantar bagi pembaca masuk ke tubuh dan isi tulisan Anda. Penulis yang baik adalah penulis yang mampu mengikat pembaca pada pandangan pertama. Jadi buatlah kalimat pengantar yang membuat pembaca tetap bertahan hingga akhir tulisan Anda. Misalnya dengan cerita ringan atau lukisan singkat. Di sini Anda juga mesti memperkenalkan topik tulisan termasuk pandangan awal Anda. Tulisan esai biasanya menggunakan tiga model ini: model P-D-K (Pendirian-Dukungan-Kesimpulan); model P-S-P (Pendapat-Sanggahan-Pendirian); model Inversi (model yang menempatkan gagasan pokok karangan di bagian akhir).

 

Sekarang saatnya Anda bergelut membangun isi atau tubuh tulisan. Bangun alur pada setiap paragraf. Pastikan setiap paragraf itu memiliki kalimat-kalimat pokok yang memperkuat gagasan pokok sekaligus berkesesuaian dengan seluruh tulisan Anda. Jalinlah paragraf-paragraf itu dengan kalimat transisi, klausa, atau kata penghubung. Untuk memperkuat, buatlah evidensi-evidensi yang relevan. Agar tulisan Anda tak terkesan monoton, polanya bisa dibuat dengan kutipan langsung. Di bagian ini jangan terburu-buru meringkas isi tulisan Anda. Tunggu hingga paragraf kesimpulan.

 

Karena umumnya esai tak begitu panjang, maka pastikan Anda menggunakan kata atau kalimat yang hemat dan efektif. Misalnya menghemat kata “agar supaya” dengan “agar” atau “supaya”; “akan tetapi” dengan “tapi”; “apabila” dengan “bila”. Anda juga bisa menggunakan kata yang punya sinonim lebih pendek. Misal, “makin” dengan “kian”, “sangat” dengan “amat”, “sekarang” dengan “kini”. Berikut ini contoh kalimat yang bisa dihemat. Adalah sebuah kenyataan, bahwa negeri ini belakangan tak henti-henti didera bencana (Sebuah kenyataan, negeri ini …)

 

Terakhir, kesimpulan. Sekarang, coba baca lagi pengaran dan isi tulisan Anda. Ringkas, lalu simpulkan argumentasi Anda. Pastikan Argumentasi tersebut merefleksikan pentingnya argumen dan bukti-bukti pada isi tulisan Anda dan runut secara logika. Setelah itu barulah Anda melakukan editing untuk mengetahui beberapa kesalahan.

 

Jenis Tulisan Esai

Ada beberapa jenis tulisan esai: narasi, deskripsi, eksposisi, dan persuasi. Esai narasi biasanya menggambarkan ide dengan cara bertutur. Mengisahkan peristiwa bagian per bagian. Deskripsi, esai yang biasanya bertujuan menciptakan kesan tentang seseorang, tempat, atau benda; membawa pembaca pada visualisasi dari sebuah subyek secara detil. Eksposisi, berusaha menjelaskan atau menunjukkan dengan hubungan sebab-akibat, menjelaskan dengan contoh, membagi dan mengklasifikasikan, atau mendefinisikan. Terakhir persuasi, esai yang berusaha membujuk atau mendorong seseorang untuk setuju atau tidak setuju pada satu pandangan tertentu.
    

Selamat mencoba!

 

Sumber Bacaan: The Lively Art of Writing, Lucile Vaughan Payne, di ambil dari sumber: http://pelitaku.sabda.org/node/210; Farid Gaban, Non-Fiksi-Kreatif bagi Pemula, 2006 diambil dari sumber: www.penaindonesia.com, Joe Landsberger, Writing Essays: the Basics

http://educorner.mitra.net.id/artikel-umum/040300-06.htm, Lebih Jauh tentang Esai dari sumber http://www.duniaesai.com/panduan2.htm, Binhad Nurrohmat, Obrolan Lewat Tulisan, Kompas, Sabtu 19 Juni 2004   

 

38 Replies to “Menulis Esai”

  1. kak aku dpt tugas dr sekolah,.
    cara mengkritik esay gimana ya kak? disuruh bikin makalah ttg itu..
    Kritik dan esai
    · Ciri-ciri kritik dan
    esai
    · Perinsip penulisan
    kritik dan esai
    Pengembangan
    gagasan atau
    pendapat untuk
    menulis kritik dan
    esai
    · Ciri-ciri kritik dan
    esai
    · Perinsip penulisan
    kritik dan esai
    · Cara menulis kritik
    dan esai.
    kak kasitahu ya kak ke la_nashia@ymail.com
    ..pliss bgt,,..bingung nyarinya dimana..makasih :),
    tolong ya kak

  2. wah makasi le’ alam tlsan ini…sblum baca tlsan ini sy msh bingung dgn tulisan jenis ESAI konkretnya sprti apa…mski sy sring nulis en sempat jadi wartawan tp sy ga prnah mikir jenis-nya…pokok-nya nulis ssuai yg disurh aja hehe…tadi siang sy disuruh nulis ESAI tntg psikologi massa jakarta di DIDAKTIKA UNJ,,,deeenggg baru deh saya mikir tulisan jenis ESAI itu kaya apa sih konkretnya..hhehe ….ee ketemu tulisan le’ alam..en ternyata slm ini sy br sadar bahwa bbrpa tlsan sy ad yg brbntuk esai juga..hehe aya2 wae…..thanks ya :-)

  3. kak aq bingung nie .
    aq kan dpt tgs d suruh nyari contoh” soal kutipan esai , tapi ga dpt” melulu .
    tolong yw kak bantu aq .
    pliss

  4. saya minta kiat-kiat penulisan esai yang baik donk………
    cz ada lomba esai……….
    so, penulisan esai yang baik dan sifatnya objektif itu gmn??????
    spy esai’a tdk subyektif…………

    mohon bantuannya

  5. Suci.

    Esai, artikel, dan tajuk memiliki pengertian mendasar yang berbeda. Tapi dalam beberapa kasus ketiganya sering juga disebut orang artikel, dalam pengertian bahwa ketiganya berisi opini subyektif penulisnya. Bukan berita. Tajuk, sering disebut juga editorial, adalah tulisan berisi opini sebuah media massa tentang masalah atau isu tertentu. Jika anda mau tahu pendirian sebuah media tentang isu aktual tertentu, bacalah tajuk atau editorialnya. Artikel, sering juga disebut opini, adalah tulisan tertentu berisi pendapat penulis tentang isu atau masalah tertentu. Begitu juga dengan esai. Bedanya dengan artikel, esai lebih luwes dalam penulisan; lebih reflektif. Tulisannya biasanya tak terlalu panjang.

  6. mas mw tanya,klo kita menuturkan pengalaman pribadi yang terkategori kisah inspiratif misalkan tentang pengalaman diri sbg rumah tangga yg berbisnis,apakah dpt dikatakan sebagai esai?

    1. Thamie. Salah satu cirikhas esai adalah reflektif, mengajak orang berpikir sesuatu yang dinilai penting. Karena itu ia juga sangat subyektif, dalam arti pandangan penulis memang sangat terasa. Ciri lainnya, tulisannya ringkas dengan gaya bahasa yang luwes. Bisa memakai kata ganti orang pertama. Berikut ini contoh tulisan esai saya https://alamsyahdjafar.wordpress.com/2010/11/04/marijan/

      Jika tulisan anda yang berisi pengalaman pribadi itu memang memiliki unsur-unsur di atas, dapat saja dikategorikan esai. Jika tidak, maka tulisan itu bisa menggunakan pola penulisan feature, genre tulisan fiksi yang naratif, bertutur, menghibur. Panjang tulisan bisa bebas, bisa lebih panjang dari esai. Tulisan ini selalu diperhadapkan dengan model tulisan “berita keras” (hard news) yang to the point untuk memenuhi 5 W + 1 H. Ini contoh tulisan feature saya https://alamsyahdjafar.wordpress.com/2009/04/15/ali-al-habsyi-%E2%80%9Cmuhammad-yunus%E2%80%9D-dari-martapura/

      Semoga membantu

      Salam

    1. “Tak absah rasanya bicara Merapi tanpa menyebut Mbah Marijan, juru kunci Merapi asal dusun Kinahrejo, Cangkringan, Sleman Yogyakarta. Bukan hanya karena masyarakat sekitar mempercainya sebagai “manusia sakti”. Lebih dari itu, lelaki bergelar kraton Raden Ngabehi Surakso Hargo ini seperti sebuah kitab tentang nilai-nilai kebajikan hidup.”

      Ini paragraf pendahuluan

      “Tapi, coba pikirkan lebih dalam ungkapan, sikap, dan pandangan-pandangan Mbah Marijan yang sempat terekam media massa. Bagi saya justru terasa sangat modern, cerdas, dan canggih untuk seukuran orang yang katanya ndeso.”

      Ini paragraf penyimpul

      “Merapi kuwi mahluk alus, iso ngukum wong sing srakah (Merapi itu mahluk halus, bisa menghukum orang yang serakah),” kata Mbah Maridjan suatu ketika. Cara pandang semacam ini sebetulnya menandai prinsip hidupnya pada alam, khususnya Merapi. Itu artinya, Mbah Marijan memandang Merapi sebagai makhluk hidup yang punya aturan dan etika bergaul. Salah satunya, prinsip tak merusak alam.

      Dengar pula komentarnya mengenai seruan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengkubuwono X yang memerintahkan dirinya segera mengungsi. “Yang memerintahkan itu Gubernur, kalau Sri Sultan belum,” ungkapnya sambil tersenyum.

      Kali lain ia mengatakan, “di sini (Kinahrejo–Red), saya bisa berdoa untuk keselamatan banyak orang. Tapi kalau saya ikut mengungsi, itu berarti saya mengejar kepentingan pribadi”. Sebuah nilai tentang sikap konsisten dan mendahulukan kepentingan publik.

      Kepada tamu-tamunya, Mbah Marijan jarang bicara dengan menggunakan bahasa Indonesia. Bukan karena tak bisa, Mbah Marijan punya prinsip sendiri soal ini. “Saya ini orang kecil, hanya berbahasa dengan bahasa orang kecil. Karena itu, omongan saya didengar oleh orang kecil. Bahasa Indonesia itu hanya dipakai oleh orang besar. Dan bahasa Indonesia itu terkesan sombong. Dan saya tak mau dibilang sombong,” ia beralasan.

      Ini paragraf pendukung

    1. Riani, berikut jawaban saya> Salah satu ciri khas esai adalah reflektif, mengajak orang berpikir sesuatu yang dinilai penting. Tulisan ini sangat subyektif. Maksudnya, pandangan penulis sangat terasa. Ciri lainnya, tulisannya ringkas dengan gaya bahasa yang luwes. Tak ada batasan pasti seberapa panjang tulisan model ini. Biasanya mulai dari 3000 – 7000 karakter. Bisa memakai kata ganti orang pertama. Berikut ini contoh tulisan esai saya https://alamsyahdjafar.wordpress.com/2010/11/04/marijan/

      Anda juga bisa mengunjungi penulis esai terbaik di Tanah Air Goenawan Mohamad dalam Catatan Pinggir (Caping) Majalah Tempo http://caping.wordpress.com/?s=kurban&searchbutton=go

Tinggalkan Balasan ke nophy Batalkan balasan